Senin, 21 Januari 2019

Kisah Mourinho Masuk Keranjang Cucian dan Akali Larangan Dampingi Tim

Kisah Mourinho Masuk Keranjang Cucian dan Akali Larangan Dampingi Tim




Jakarta Jose Mourinho mengakhiri rumor bertahun-tahun. Pada 2005 silam dia diduga mengakali larangan ke stadion dengan menyelinap dan keluar dengan keranjang cucian.

Pada 2005 silam, Mourinho yang masih menangani Chelsea mendapatkan hukuman larangan ke stadion di dua laga dari UEFA. Pangkal masalahnya adalah tudingannya terhadap pelatih Barcelona saat itu, Frank Rijkaard, dan wasit Anders Firsk.

Pada laga babak 16 besar Liga Champions 2004/2005 di mana Chelsea bertandang ke Barcelona, Mourinho menyaksikan timnya kalah 1-2. Laga itu diwarnai kartu merah Didier Drogba pada menit ke-56.



Seusai laga, Mourinho mengklaim melihat Rijkaard masuk ke ruang ganti wasit saat turun minum. Mourinho percaya kartu merah Drogba adalah hasil pertemuan tersebut.

Tudingannya tak terbukti, tapi terlanjur bikin wasit Frisk pensiun dini. Frisk mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan karena celotehan Mourinho. UEFA lantas bertindak dan menjatuhkan hukuman larangan ke stadion selama dua laga untuk Mourinho.

Chelsea sendiri pada prosesnya berhasil melangkah ke perempatfinal usai menang 4-2 di leg kedua. Meski demikian menghadapi Bayern Munich di kandang pada leg pertama tanpa Mourinho jelas jadi kerugian besar.

Namun seperti diketahui, Chelsea berhasil menang 4-2 atas Bayern di Stamford Bridge kala itu. Menjadi heboh karena sejumlah media, termasuk The Times dan Daily Mail, mengklaim bahwa Mourinho menyelinap masuk ke ruang ganti pemain untuk memberikan instruksi sebelum laga dan saat turun minum.



Hal ini jelas merupakan pelanggaran atas hukuman yang dijatuhkan ke Mourinho. Boro-boro ke ruang ganti dan bertemu pemain, masuk ke stadion pun dia dilarang.

Klaim media-media tersebut pada akhirnya hanya menjadi rumor selama bertahun-tahun. Sampai kemudian Mourinho mengakuinya akhir pekan kemarin, lengkap dengan cerita bagaimana dia mengakali petugas UEFA.

"Saya masuk ruang ganti pada siang hari. Jadi saya ada di sana sejak tengah hari dan pertandingannya baru digelar jam tujuh malam. Saya cuma ingin berada di ruang ganti ketika para pemain tiba," kata Mourinho dikutip Sky Sports.

"Saya masuk ke sana dan tak ada seorang pun yang melihat saya. Masalahnya adalah bagaimana pergi setelah itu. Dan Stewart Bannister, kit man tim, memasukkan saya ke keranjang. Keranjangnya sedikit terbuka jadi saya bisa bernapas."



"Tapi ketika dia membawanya ke luar ruang ganti, orang-orang UEFA mengikuti dan berusaha menemukan saja. Jadi dia menutup rapat kotaknya dan saya tak bisa bernapas. Ketika dia membuka kotaknya, saya seperti mau mati! Serius lho! Saya punya klaustrofobia, sungguh. Itu benar terjadi," tandas mantan manajer Manchester United ini.

Chelsea pada akhirnya terhenti di semifinal oleh Liverpool di musim tersebut. Liverpool tampil sebagai juara dalam malam gemilang di Istanbul.

Dari kisah Mourinho bisa ditarik kesimpulan, bahwa kadang cerdik dan nakal itu beda tipis bukan? 



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

Popular Posts